KONTEN VIRAL – Iwan Fals dikenal sebagai salah satu musisi legendaris Indonesia yang sering menyuarakan kritik sosial dan politik melalui lirik-lirik lagunya.
Pada masa-masa sulit di era Orde Baru, Iwan Fals menjadi suara rakyat yang menggambarkan ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah.
Berikut adalah beberapa lagu Iwan Fals yang sarat dengan kritik terhadap pemerintah dan tetap relevan hingga saat ini:
1. Bongkar (1989)
Bongkar adalah salah satu lagu paling ikonik dari Iwan Fals yang secara terang-terangan mengkritik ketidakadilan dan korupsi yang terjadi di Indonesia. Dengan lirik yang kuat dan penuh semangat, Iwan Fals menggugah kesadaran masyarakat untuk melawan ketidakadilan dan menuntut perubahan. Lagu ini menjadi semacam anthem perlawanan bagi mereka yang tidak puas dengan kondisi politik dan sosial saat itu.
Lirik Kunci: “Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman. Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman. Tapi ternyata aku bukanlah petani, petani di tanah tandus tak terurus.”
2. Wakil Rakyat (1987)
Lagu Wakil Rakyat secara langsung menyinggung para anggota dewan yang dianggap tidak memperhatikan kepentingan rakyat. Iwan Fals mengkritik bagaimana wakil rakyat sering kali hanya mementingkan kepentingan pribadi dan lupa pada tugas utama mereka untuk melayani masyarakat. Lagu ini menjadi sindiran keras terhadap perilaku politisi yang jauh dari idealisme yang seharusnya mereka junjung.
Lirik Kunci: “Wakil rakyat seharusnya merakyat, jangan tidur waktu sidang soal rakyat.”
3. Surat Buat Wakil Rakyat (1987)
Dalam lagu ini, Iwan Fals menulis “surat” yang berisi keluhan dan harapan rakyat kepada para wakil mereka di pemerintahan. Lirik lagu ini mencerminkan rasa frustrasi masyarakat terhadap para pemimpin yang dianggap tidak lagi peduli pada penderitaan rakyat. Iwan Fals dengan lugas menyuarakan aspirasi rakyat yang merasa tidak didengar oleh para penguasa.
Lirik Kunci: “Mungkin mereka lupa kali ya, mungkin mereka pura-pura lupa. Mungkin mereka lupa kali ya, mungkin mereka pura-pura lupa.”
4. Demokrasi Nasi (1993)
Demokrasi Nasi adalah lagu yang menyentil praktik-praktik demokrasi yang dianggap hanya menjadi simbol tanpa substansi yang nyata. Iwan Fals mengkritik bagaimana demokrasi di Indonesia pada saat itu tidak benar-benar mewakili suara rakyat, melainkan hanya menjadi alat untuk mempertahankan kekuasaan.
Lirik Kunci: “Katanya demokrasi, aku dengar itu, katanya demokrasi, perutku lapar.”
5. Pesawat Tempurku (1991)
Meskipun memiliki judul yang terkesan ringan, Pesawat Tempurku adalah lagu yang penuh dengan metafora dan kritik terhadap pemerintahan. Lagu ini menggambarkan harapan dan impian yang terbang tinggi, namun dihadang oleh realitas kehidupan yang keras dan penuh ketidakadilan. Lagu ini juga sering diinterpretasikan sebagai bentuk sindiran terhadap penggunaan kekuatan militer oleh pemerintah pada masa itu.