KONTEN VIRAL – Angela Lee, influencer terkenal yang sempat tersandung kasus penipuan pada 2018, kini kembali terseret ke ranah hukum dengan dugaan penipuan yang lebih kompleks.
Dalam kasus terbarunya, Angela Lee dilaporkan oleh beberapa investor yang merasa dirugikan oleh bisnis jual beli tas mewah dengan skema investasi yang ia kelola.
Modus penipuan yang digunakan Angela Lee kali ini berhasil menjerat sejumlah korban dengan kerugian miliaran rupiah.
Modus Penipuan: Investasi Tas Mewah Bermerek
Angela Lee dikenal luas di media sosial karena gaya hidup glamor dan seringnya memamerkan koleksi tas bermerek seperti Hermes, Chanel, Louis Vuitton, dan lainnya.
Melalui popularitasnya sebagai influencer, Angela menciptakan citra sebagai pengusaha yang sukses di bisnis tas mewah. Inilah yang menjadi daya tarik bagi banyak pengikut dan kenalan untuk bergabung dalam skema investasi yang ditawarkannya.
Modus penipuan yang dijalankan Angela Lee cukup menarik dan terstruktur. Ia menawarkan kepada calon investor untuk berinvestasi dalam bisnis jual beli tas mewah dengan imbal hasil yang cukup besar dalam jangka waktu singkat.
Ia mengklaim memiliki akses khusus ke tas-tas bermerek internasional dengan harga miring, yang kemudian bisa dijual kembali dengan keuntungan besar.
Berikut adalah langkah-langkah modus yang digunakan Angela Lee dalam menjalankan penipuannya:
- Menciptakan Citra Bisnis yang Sukses
Angela Lee memanfaatkan media sosial untuk membangun citra bahwa bisnis tas mewahnya sukses besar. Dengan sering memamerkan tas-tas mahal dan kehidupan mewah, ia meyakinkan pengikutnya bahwa bisnis ini sangat menguntungkan. Citra ini memperkuat kepercayaan publik dan membuat banyak orang tergiur untuk bergabung sebagai investor. - Skema Investasi Tas Mewah
Dalam modus ini, Angela menawarkan kesempatan bagi calon investor untuk menyuntikkan dana yang akan digunakan untuk membeli tas-tas bermerek dengan harga grosir atau diskon besar. Para investor dijanjikan keuntungan yang menggiurkan, mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah dalam waktu singkat, setelah tas-tas tersebut dijual kembali. - Penawaran Eksklusif dan Mendesak
Angela menggunakan strategi pemasaran eksklusif, di mana ia menyebutkan bahwa hanya ada kesempatan terbatas untuk berinvestasi, sehingga calon investor harus segera mengambil keputusan. Tekanan waktu dan janji keuntungan besar membuat banyak orang tergoda untuk menyerahkan uang mereka. - Kegagalan Mengirimkan Barang atau Mengembalikan Dana
Setelah dana dikirimkan, banyak korban melaporkan bahwa mereka tidak pernah menerima tas-tas mewah yang dijanjikan. Ketika para investor meminta pengembalian uang, Angela sering kali memberikan berbagai alasan, seperti barang sedang tertahan di bea cukai atau adanya masalah teknis lainnya. Seiring waktu, para investor mulai menyadari bahwa mereka telah ditipu. - Memanfaatkan Hubungan Pribadi
Angela tidak hanya menargetkan pengikut di media sosial, tetapi juga memanfaatkan hubungan pribadi dengan teman dan kenalan untuk mencari investor. Dengan modal kepercayaan yang ada dalam hubungan tersebut, korban merasa lebih aman untuk berinvestasi, yang pada akhirnya berujung pada penipuan.
Korban dan Kerugian yang Dialami
Modus penipuan Angela Lee ini berhasil menjerat puluhan korban dari berbagai kalangan, mulai dari rekan sesama selebriti, teman dekat, hingga pengikut di media sosial yang tergoda oleh janji keuntungan besar.
Beberapa korban melaporkan kerugian yang mencapai ratusan juta hingga miliaran rupiah akibat penipuan ini. Salah satu korban, yang enggan disebutkan namanya, mengaku kehilangan sekitar Rp 500 juta dalam bisnis ini, tanpa pernah mendapatkan tas atau keuntungan yang dijanjikan.
Investigasi dan Penetapan Tersangka
Setelah banyaknya laporan dari korban, pihak kepolisian mulai menyelidiki kasus ini dan menemukan bukti kuat bahwa Angela Lee terlibat dalam praktik penipuan. Pada 15 Agustus 2024, Angela Lee resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Metro Jaya.
Polisi menyatakan bahwa Angela telah melakukan penggelapan dana investor dan menggunakan uang tersebut untuk keperluan pribadi, termasuk melunasi utang-utang dari kasus hukum sebelumnya.
Reaksi Publik dan Korban
Setelah kasus ini mencuat, reaksi publik sangat beragam. Banyak yang merasa kecewa karena Angela Lee kembali terlibat dalam kasus penipuan, padahal sebelumnya ia sempat menyatakan penyesalan dan ingin memperbaiki citra dirinya.
Para korban berharap Angela segera mempertanggungjawabkan perbuatannya dan mengembalikan uang yang hilang.